Selasa, 03 Juni 2008
Kebijakan Yang Menyengsarakan

Selalu ada harapan dari setiap langkah yang dipacu oleh kebijakan pemerintah, terlepas dari berbagai kontroversi yang ada. Seperti halnya kebijakan kenaikkan BBM, yang akhir-akhir ini menjadi topic yang hangat dibicarakan oleh mass media baik itu televisi, surat kabar, radio, dan sebagainya, menjadi hangat karena disana selalu ada setitik pengharapan dari masyarakat kepada pemerintah. Harapan yang akan membawa ke kehidupan yang layak, yang lebih baik dari kehidupan yang sebelumnya.
Namun apa yang terjadi tidaklah selalu sesuai dengan apa yang diimpikan oleh masyarakat. Seperti yang selalu kita saksikan di media banyaknya warga yang berharap ada perubahan kehidupan yang lebih baik tidak sebanding dengan banyaknya masyarakat yang menolak kebijakan pemerintah tersebut. Kenapa kok selalu ada saja yang kontra terhadap kebijakan yang digulirkan oleh pemerintah? Padahal dengan menaikkan harga BBM pemerintah berupaya mnyeimbangkan dengan diberikannya Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat yang kurang mampu. Begitulah potret Indonesia sekarang ini, semua respon yang ditujukan kepada pemerintah baik itu yang pro maupun yang kontra tidak akan pernah terlepas dari kepentingan politik.
Sekarang kita coba runut kejadian yang terjadi beberapa pekan belakangan ini, terlepas dari kepentingan politik yang diusung oleh masing-masing kalangan. Pertama kita lihat aksi penolakkan terhadap kebijakkan menaikkan harga BBM oleh pemerintah, penolakkan tersebut terjadi hampir di seluruh kota yang ada di Indonesia. Tetapi kenapa pemerintah seakan tidak mendengar atau bahkan tidak pernah melihat tayangan televisei mengenai penolakkan tersebut. Hampir semua aksi penolakkan selalu diwarnai kericuhan antara mahasiswa, yang notabene ‘aktor’ penolakkan tersebut, dengan aparat yang menjaga kedamaian selama prosesi demonstrasi berlangsung. Bahkan tidak sedikit korban yang terluka dalam aksi penolakkan tersebut.
Nampaknya aksi-aksi yang terjadi belakangan ini sudah tidak mencerminkan lagi masyarakat Indonesia yang ramah, tidak lagi menggambarkan negeri yang gemah ripah loh jinawi. Sehingga sudah dapat kita nilai sendiri, bahwa telah terjadi pergeseran budaya bangsa Indonesia, budaya ramah, ke budaya anarkis. Seolah-olah hanya yang mempunyai kekuasaan dan fisik yang kuat yang akan menjadi pemenang dalam pertarungan, sehingga tidak lagi sedikit korban dari aksi penolakkan kebijakan pemerintah tersebut. Lalu apa upaya pemerintah untuk meredam bentrokan yang sudah terlalu sering terjadi di Negara ini? Berbeda dengan kejadian setahun yang lalu, ketika negeri ini sedang diwarnai oleh kabar poligami yang dilakukan oleh ustadz kondang Aa Gym, saat itu SBY, Presiden republic ini, begitu cepat merespon setelah banyaknya sms yang masuk ke HP beliau. Seolah-olah SBY merasa harus segera menindaklanjuti aspirasi masyarakat, walaupun hanya ratusan sms yang masuk, belum mencapai ribuan.
Tetapi kenapa sekarang setelah dengan begitu banyak pengujuk rasa yang menolak kenaikkan harga BBM, bahkan jumlahnya tidak hanya ratusan tetapi mungkin bisa menacapai ribuan masyarakat yang menolak kebijakan tersebut, pemerintah kurang merespon dengan sangat cepat, atau bahkan tidak merespon sama sekali terhadap berbagai aksi yang diadakan oleh masyarakat untuk menolak kenaikkan harga BBM. Begitulah mungkin keadaan bangsa Indonesia sekarang ini.
Dengan alasan menyelamatkan APBN pemerintah berdalih, bahwa tidak ada alternative lain yang harus diambil oleh pemerintah karena kenaikkan harga minyak mentah dunia. Dengan meluncurkan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) pemerintah sudah merasa yakin dapat meminimalisasi kemiskinan di negeri ini. Namun tidaklah demikian, adanya BLT dinilai sebagian orang justru menimbulkan masalah baru. Seperti yang banyak diperbincangkankan oleh para pakar di bidangnya belakangan ini, banyak masyarakat miskin, yang layak mendapatkan BLT, tidak mendapatkan BLT tersebut. Akhirnya yang terjadi adalah kecemburuan social yang timbul, masyarakat yang mendapatkan BLT tidak sudi bertegur sapa dengan yang mendapatkan BLT. Tidak hanya itu, yang menjadi sasaran protes masyarakat yang mendapatkan BLT adalah kepala desa atau RT/RWnya. Sehingga ini dapat menimbulkan rusaknya pranata social, seperti yang diungkapkan oleh seorang panelis dalam diskusi panel yang digelar oleh salah satu stasiun televisi swasta.
Adanya BLT seolah mengajarkan kepada masyarakat untuk menjadi seorang peminta-minta, bukan menjadi masyarakat mandiri. Karena intinya masyarakat hanya ingin mendapatkan bantuan tanpa mau berusaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Belum lagi sangat terbatasnya jumlah dana yang cair untuk satu kepala, yaitu sebesar seratus ribu rupiah untuk satu bulan. Nampaknya ini yang menjadi tidak ada imbasnya sama sekali dengan program BLT ini. Di tengah harga yang semakin naik karena akibat dari kenaikkan BBM, masyarakat dipaksa untuk menerima dana tersebut untuk satu bulan penuh.
Begitulah kira-kira dampak yang ditimbulkan oleh kenaikan harga BBM, mungkin ini hanya sebagian kecil saja, akan tetapi masih sangat banyak dampak yang ditimbulkan oleh satu permasalahan yang sedang melanda bangsa ini. Seperti tuntutan para sopir angkot kepada Organda untuk menaikkan tariff angkot. Masalah yang dinilai sepele begitu besar pengaruhnya terhadap berbagai dimensi kehidupan masyarakat. Namun apapun yang menjadi tuntutan setidaknya harus selalu diusahakan untuk mencapai sebuah perubahan. Yang jelas semuanya kembali ke pribadi masing-masing dalam menanggapi masalah tersebut, tetapi tetap harus diimbangi oleh ilmu dan iman yang memadai, sehingga tidak menimbulkan dampak yang lebih besar lagi.
Teringat dengan sabda Rasul bahwa, hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini. Jangan sampai kita terus berlarur-larut di dalam sebuah permasalahan yang tak berujung, karena tidak adanya upaya mempertemukan solusi bersama. Hal ini menjadi refleksi bersama, betapa lemahnya kita sebagai manusia, baru dihadapkan dengan sebuah permasalahan sudah menjadi sangat kacau apalagi kalau Allah membebankan masalah banyak dan ratingnya tinggi, entah apa yang akan terjadi dengan kita? Wallahu a’lam bish shawwab.



posted by ermoends @ 20.55   0 comments
Anarkis? Oh No…!!!
Lagi lagi anarkis, nampaknya memang belakangan telah terjadi pergeseran nilai di negeri tercinta ini. Saya teringat ketika masih duduk di kelas 5 Sekolah Dasar (SD) guru saya selalu bilang bahwa bangsa Indonesia terkenal dengan masyarakatnya yang ramah-ramah, sehingga tidak sedikit orang asing (luar negeri) sangat terkesan dengan sikap dan perilaku masyarakat Indonesia. Dulu, di dalam pelajaran pendidikan moral pancasila (PMP, sekarang PPKn) yang diajarkan di SD sering disebutkan, bahwa salah satu budaya bangsa Indonesia adalah gotong royong dalam mengerjakan segala sesuatu, baik itu menyengkut kepentingan pribadi maupun kepentingan masyarakat umum. Warga masyarakat tidak segan-segan memberikan bantuan ketika salah satu warga yang lain mengerjakan sesuatu yang berat.
Kini semuanya telah berubah, kurang lebih telah terjadi perubahan seratus delapan puluh derajat. Budaya bangsa yang dahulu menjadi kebanggaan telah luntur ditelan waktu, semua telah ditelanjangi oleh masyarakat Indonesia sendiri. Sekarang orang sudah tidak malu lagi melakukan kesalahan di hadapan khalayak ramai, banyak orang yang melakukan tidakan-tidakan amoral tanpa sedikitpun merasa bersalah. Ada tetangga (maaf) mencabuli anak tetangganya, ada suami menganiaya istrinya, bahkan ada anak yang tega memperkosa dan membunuh ibu kandungnya sendiri. Perilaku seperti inilah yang sekarang menjadi tren dalam setiap pemberitaan di media massa. Sudah tidak bisa dipungkiri lagi ada yang salah dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, namun yang menjadi masalah masyarakatnya sendiri tidak merasakan ada sesuatu yang “ganjil” dalam kehidupannya. Wallahu a’lam.
Masih hangat diperbincangkan sekarang ini, aksi anarkis yang dilakukan oleh sekelompok massa yang menamakan diri mereka Front Pembela Islam (FPI) terhadap kelompok massa lainnya yaitu Aliansi Kebangsaan dan Kebebasan Beragama (AKKBB) pada Ahad (1/6) kemarin. Seperti yang banyak diberikan oleh berbagai media, bahwa telah terjadi tindakan anarkis yang dilakukan oleh FPI terhadap AKKBB. Pasalnya, FPI merasa bahwa aksi yang akan dilaksanakan AKKBB tidak hanya memperingati hari lahirnya Pancasila, namun akan diselipkan pula deklarasi kebebasan beragama bagi seluruh rakyat Indonesia. Sehingga timbullah bentrokan yang sedikitnya memakan korban luka-luka sebanyak 9 orang. Yang menjadi puncak kemarahan massa FPI adalah karena AKKBB berusaha melindungi Jamaah Ahmadiyah, padahal sebelumnya alirah Ahmadiyah telah dinyatakan sesat oleh BAKOR PAKEM.
Bentrok akhirnya tidak bias dihindari lagi, aparat kepolisian tidak bertindak sama sekali karena mungkin jumlah massa FPI jauh lebih lebih banyak dari aparat. Banyak kecaman yang dilontarkan oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk tokoh-tokoh terpenting di negeri ini, semisal SBY, Presiden RI, yang telah mengecam aksi anarkis yang dilakukan di Monas kemarin dan langsung mengadakan RAKOR POLKAM hari ini (Senin, 2/6) bersama beberapa pejabat pemerintahan lainnya yang menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa sikap anarkis harus ditindak dengan tepat dan tegas. Jangan sampai terjadi seperti sekarang ini untuk kedepannya karena sikap anarkis telah mencederai bangsa Indonesia, baik di dalam negeri sendiri maupun dunia internasional katanya.
Pernyataan yang lebih bijaksana dilontarkan oleh ketua Mahkamah Konstitusi, Jimly Ashshiddiqi, pada dasarnya kedua belah pihak, yaitu FPI dan AKKBB kedua-dunya bersalah. FPI telah bersikap anarkis dengan melukai beberapa anggota aksi, dalam hal ini telah berbuat tidakan pidana sehingga walaubagaimanapun tindakan seperti ini harus tetap diadili dengan benar. Begitu pula dengan AKKBB, karena secara tidak langsung telah ‘mengundang’ massa lain (FPI) untuk berbuat anarkis katanya. Pasalnya disela-sela memperingati harlah Pancasila akan sidikit pula disinggung mengenai kebebasan beragama.
Beberapa pernyataan yang telah diungkapkankan oleh masing-masing kalangan adalah benar adanya, terlebih bagi bangsa Indonesia yang mengusung kebebasan berekspresi, kebebasan mengemukakan pendapat, yang merupakan bagian dari demkrasi. Adanya tindakan anarkis yang dilakukan di muka umum jelas telah mencederai demokrasi dan melanggar HAM seperti yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh negeri ini. Terlepas kepentingan yang dibawa oleh massa yang berbuat anarkis, entah itu untuk kepentingan agama ataupun kepentingan lainnya, maka sikap anarkis adalah salah satu perbuatan yang melanggar hokum. Sehingga pelakunya harus ditindak dengan tegas sesuai hokum yang berlaku di negeri ini.
Ironisnya aksi anarkis ini dilakukan oleh Front Pembela Islam (FPI), yang notabene mengklaim diri mereka beragama Islam. Padahal Islam adalah rahmatan lil alamin, agama yang menebarkan perdamaian terhadap semua agama tidak terkecuali. Nabi Muhammad SAW pun seperti yang telah banyak diceritakan oleh buku sejarah Islam adalah seorang yang santun, bahkan sudah diakui dan tidak diragukan lagi oleh seluruh umat manusia adalah sebagai uswatun hasanah, model manusia yang paling baik diantara manusia-manusia yang pernah ada di muka bumi ini. Islam selalu mengajarkan kepada umatnya untuk amar ma’ruf nahi munkar. Tidak ada satu pun ajaran Islam yang memrintahkan umatnya berbuat tidak adil, berbuat seenaknya tanpa aturan.
Memang tidak bisa disalahkan aksi yang dilakukan oleh FPI dalam memagari agama Islam dari berbagai pihak yang berusaha melemahkan Islam. Tetapi apapun yang menjadi landasannya, tetap saja agama Islam tidak pernah mengajarkan umatnya berbuat berlebihan. Islam mengajarkan umatnya untuk menyeru dengan hikmah dan contoh yang baik, ud’uu ilaa sabiilii rabbika bil hikmati wal mau’idhatil hasanah.
Karena pada dasarnya pastilah selalu ada jalan lain selain dengan tindakan anarkis, semisal cobalah dengan menggelar musyawarah bersama. Terlebih dalam aksi brutal itu tidak sedikit yang mengalami luka-luka, termasuk kaum ibu dan juga anak kecil. Padahal Rasul telah mengajari dengan begitu santun dalam berjihad di jalan Allah, tidak boleh merusak alam, tidak boleh menganiaya atau membunuh kaum perempuan dan anak kecil. Begitulah universalitas Islam, yang mengatur seluruh aspek kehidupan umatnya, begitu pula dengan perang dalam menjalankan perintah Allah tentu ada aturan mainnya, tidak semena-mena dalam memerangi kaum ingkar.
Katakanlah aksi ‘brutal’ FPI dimotori adanya pembelaan oleh AKKBB terhadap Jamaah Ahmadiyah yang telah dinyatakan sesat oleh BAKOR PAKEM, tetapi perlu diingat bahwa Indonesia Negara hokum, ada pemerintah yang lebih bertanggungjawab terhadap semuanya. Sehingga apapun dalil FPI untuk berbuat demikian di mata hokum tetaplah salah, dan hokum pun harus bertindak tegas karena perbuatan tersebut termasuk kategori tindakan pidana dalam konteks Negara Indonesia. Dan aksi FPI adalah aksi yang sia-sia, karena ujung-ujungnya akan berhadapan lagi dengan hokum yang berlaku di negeri ini.
Sebenarnya kalau dilihat dari pemberitaan media mengenai aksi FPI sekarang ini bisa jadi sangat menguntungkan pemerintah, kenapa tidak? Karena secara tidak langsung pemberitaan media sekarang berkiblat kepada pemberitaan tersebut, sehingga akan sedikit mengurangi porsi pemberitaan demonstrasi penolakkan kenaikkan harga BBM. Dan paling tidak pemerintah pun agaknya sedikit lega, dengan sedikitnya pemberitaan mengenai demo penolakkan BBM image jelek terhadap pemerintahan SBY-JK akan sedikit berkurang. Sekarang tinggal bagaimana pemerintah memanfaatkan momen tersebut untuk dijadikan ajang memperbaiki image di mata masyarakat.
Wallaahu a’lam…

posted by ermoends @ 20.51   0 comments
L-KMPI: Pesan dari Jogja


Akhir bulan Februari lalu Lesehan Komunitas Mahasiswa Persatuan Islam (L-KMPI) Yogyakarta melaksanakan Road Show ke Pesantren-Pesantren Persatuan Islam (Persis) yang ada di wilayah Priangan Timur sebagai realisasi program kerja dari Departemen Jaringan dan Komunikasi Ummat, yakni menjalin hubungan kerjasama dan silaturahmi antara L-KMPI, paguyuban alumni pesantren Persis yang ada di D.I. Yogyakarta, dengan institusi (Pesantren Persis) sebagai wujud kepedulian L-KMPI terhadap generasi muda (santri) Persis. Acara dengan mengusung tema “Dari Alumni Untuk Generasi” diketuai oleh Tahta Amrillah (alumnus Pesantren Persis Sepeken Jawa Timur) ini berlangsung dengan lancar dan sukses. Kelancaran dan kesuksesan acara tersebut tercermin oleh beberapa factor, baik dari internal kepanitiaan sendiri maupun pihak ekternal yakni pesantren Persis sebagai fasilitator dan insititusi pendidikan sebagai pihak pendukung acara.
Pertama, yakni kesolidan internal panitia pelaksana. Ini tercermin dari tidak mengandalkan hanya pada Departemen Jaringan dan Komunikasi Ummat saja, tetapi soliditas terlihat mulai dari terbentuknya panitia sampai hari dimana acara berlangsung, yaitu tanggal 29 Februari – 9 Maret. Acara dimulai pertama kali di kabupaten Bandung, tepatnya Pesantren Persis Banjaran, setelah itu dilanjutkan dengan bersilaturahmi ke Pimpinan Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (PP. HIMA Persis) yang terletak di Pesantren Persis Pajagalan. Acara pun berakhir di Kota Banjar, tepatnya di Pesantren Persis Banjar pada tanggal 9 Maret 2008.
Kedua, sambutan hangat dan antusiasme dari pihak Pesantren Persis yang dikunjungi. Acara Road Show ini diisi dengan sosialisasi perguruan tinggi yang ada di daerah Yogyakarta dan Try Out yang diikuti oleh santri Mu’allimien dan Tsanawiyyah, sehingga tidak sedikit pihak pesantren mengeluarkan tenaga dan pikiran untuk memobilisasi santri supaya mengikuti acara ini. Nampaknya tidak hanya ustadz-ustadzah yang begitu ramah dan hangat menyambut L-KMPI, adik-adik santri pun mengikuti acara ini dengan begitu antusias dan khidmat, terutama santri Mu’alimien yang berkeinginan untuk melajutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah). Terbukti dengan penjelasan mengenai perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta dan pengenalan kawasan Yogyakarta beserta aktivitas keseharian mahasiswanya, banyak santri yang bertanya mengenai jurusan ataupun program studi yang ada di Yogyakarta, juga ada santri yang sampai curhat mengenai keinginannya melanjutkan kuliah dan bertanya mengenai cara masuk ke jurusan favorit yang diinginkan.
Memang sampai saat ini belum ada organisasi alumni Pesantren Persis yang mengadakan acara semacam ini. Sehingga begitu besarnya antusiasme Pesantren Persis dalam menyambut acara ini. Inilah sebagai perwujudan kepedulian alumni terhadap adik-adik kelasnya yang masih ada di Pesantren Persis. Karena dengan cara inilah sebagai salah satu upaya sambung rasa alumni terhadap santri Pesantren Persis, sekaligus berbagi pengalaman di hari-hari terakhir meninggalkan Pesantren.
Ketiga, dukungan dari institusi pendidikan di Yogyakarta. Acara Road Show ini didukung antara lain oleh: STMIK AMIKOM Yogyakarta, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Magistra Utama. Selain itu, dukungan pun datang dari lembaga bimbingan belajar yang berpusat di Bandung yaitu Ganesha Operation (GO). GO membantu kelancaran acara ini dengan men-suplai soal Try Out berstandar Ujian Nasional (UN). Sehingga dengan diadakannya try out secara tidak langsung memberikan gambaran soal UN bagi santri sekaligus mengukur kemempuan mereka dalam mengerjakan soal ujian.
Harapannya, dengan diadakan try out kemampuan santri dalam mengerjakan soal ujian dapat terukur, sehingga pihak pesantren dapat mengevaluasi hasil belajar santrinya dan mengambil langkah ansipatif dalam menekan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya meminimialisir tingkat ketidaklulusan dengan mengadakan pemadatan pembelajaran khususnya materi yang hendak diujikan di UN.
Sulit dibayangkan ketika acara Road Show II ini harus berakhir, namun harapannya ke depan semoga acara yang seperti ini dapat terus terjaga sehingga dapat terjaga pula jalinan silaturahmi antara alumni dengan Pesantren Persis yang telah ikut membesarkannya. Semoga tidak hanya L-KMPI Yogyakarta saja yang dapat melaksanakan acara ini, namun sebisa mungkin seluruh komunitas ataupun paguyuban alumni Pesantren Persis dimanapun ikut memberikan perhatian terhadap generasi mendatang penerus dakwah Qur’an-Sunnah. Allaahu Ya’khudzu Ilaa Maa Fiehi Khairan Lil Islaami Wal Muslimin.
posted by ermoends @ 20.27   0 comments
About Me


Name: ermoends
Home: jogja, Indonesia
About Me: "Dunia adalah titik awal sebuah perubahan"
See my complete profile

Previous Post
Archives
omong-omong

  • Free shoutbox @ ShoutMix
  •